Ulasan  

Pencegahan dan Pengendalian Cacar Monyet di Indonesia

Irmawati SKM MKes

Penyakit monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka. Disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.

Organisasi Kesehatan WHO (World Health Organization) menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional.

Kabar tersebut pertama kali diungkapkan Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2022.

Berdasarkan data CDC 19 oktober 2022, terdapat 35 kasus terkonfirmasi di negara Asean. Singapura 19 kasus, Thailand 10 kasus, Filipina 4 kasus, Indonesia 1 kasus dan Vietnam 1 kasus.

Di Indonesia sendiri 1 kasus terkonfirmasi positif pada wilayah DKI Jakarta berdasarkan sumber Kemenkes 18 Oktober 2022.

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus.

Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.

Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Gejala dan tanda cacar monyet :
• Sakit kepala
• Demam akut >38,5oC
• Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
• Nyeri otot/Myalgia
• Sakit punggung
• Asthenia (kelemahan tubuh)
• Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh).

Namun diharapkan masyarakat untuk tetap tenang dan menerapkan sikap waspada. Guna melakukan pencegahan penyebaran cacar monyet di tengah masyarakat Indonesia.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah atau media yang dapat dipertanggung jawabkan. Terkait perkembangan cacar monyet.

Ada 3 pesan kunci pencegahan di Masyarakat:

A. Pencegahan: Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan negara endemis (utamanya penularan dari hewan ke manusia), Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan di negara non-endemis (utamanya penularan dari manusia ke manusia), Mengurangi Kepanikan dan Stigmatisasi

B. Detekasi dan Tatalaksana Kasus
Jika sesorang mengalami ruam, disertai demam atau sakit, mereka harus segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan setempat, Jika seseorang memenuhi kriteria suspek, probable, dan konfirmasi segera isolasi diri hingga gejalanya menghilang

C. Pelaporan
Setiap orang yang memiliki gejala ruam harus segera melaporkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan.

Irmawati SKM, M.Kes
Ketua Bagian Epidemiologi & Biostatistik STIK Tamalatea Makassar